Hujan pertama di bulan November
Hujan pertama di bulan November..
menyapu debu jalanan di Malang ku
memberi harapan baru bagi pohon dan rerumputan yg hampir putus asa
Kemarau panjang telah usai
daun, langit, awan dan ilalang berpesta pora
menyanyikan nyanyian puja puji kepada Sang Maha Esa atas gemericik hujan yg kian lama dinanti..
Bau hujan masih sama
persis seperti masa dimana aku tak mengenal perkara kehidupan yang yah.. agak sedikit rumit.
tak seperti sekarang ini..
bau hujan juga masih terasa sama
seperti masa dimana hanya ada kebahagiaan..
sedih sesekali namun itu hanya sepele
hanya soal berebut makanan di lantai lesehan rumah kami saat makan malam tiba
hahh... itu masa lalu..
hidup memang harus terus dijalani bukan?
Saat sedang menulis ini aku berada di kantin sebuah sekolah menengah pertama di Kota Malang, karena memang jadwalku setiap hari Jumat adalah mengajar ekstrakurikuler jurnalistik.
Menyenangkan dan sedikit bangga, karena aku yang gak pernah belajar mendalam tentang ilmu kejurnalistikan dan gak punya gelar pendidikan bisa mendapat kesempatan untuk bertemu dan belajar bersama anak-anak ini.
Lucu. Perlu sedikit ketelatenan menghadapi anak seusia mereka. Apalagi mereka hidup dijaman sekarang yang teknologi serba ada dan orang tua sibuk kerja.
Beberapa kali saat aku menjelaskan tentang materi majalah sekolah, mereka kurang antusias bahkan ada yang menonton film korea menggerombol dan saling teriak-teriak..
Hahaha.. kadang gondok juga tapi ya sudah lah.. kubebaskan mereka dengan segala aktifitasnya..
aku gak ingin seperti guru-guru pada umumnya yang menekan mereka harus selalu memperhatikanku.
Pertemuan hari ini ada hal yang membuatku menelan ludah dalam-dalam..
Ceritanya begini..
Ada 2 siswa yang memintaku menjadi narasumber mereka untuk tugas Bahasa Jawa, dan temanya adalah perilaku anak muda jaman sekarang.
Entah kenapa aku merasa tak berhak untuk memberikan komentar dalam bahasan mereka.
Bayangin, aku diwawancara pake Bahasa Jawa dan aku ga bisa jawab pake Bahasa Jawa. Dan lagi.. lagi-lagi kalau menyangkut tentang kenakalan remaja dan orangtua rasanya muka ku ini kayak ditampar..
Hmmmm...
Nanti kalau ada kesempatan akan ku ceritakan penyebabnya..
Hujan pertama sudah reda, aku harus segera pulang karena bapak menunggu ku di depan kantor dan satu jam lagi aku ada janji dengan klien.
See ya!
Senang bisa berbagi dengan mu..
Senang bisa menulis kembali :)
Sha
Malang, 7 November 2014
di kantin sekolah, menanti hujan reda, dengan segelas es selasih dan 2 bungkus stik pedas yang rasanya agak aneh..
menyapu debu jalanan di Malang ku
memberi harapan baru bagi pohon dan rerumputan yg hampir putus asa
Kemarau panjang telah usai
daun, langit, awan dan ilalang berpesta pora
menyanyikan nyanyian puja puji kepada Sang Maha Esa atas gemericik hujan yg kian lama dinanti..
Bau hujan masih sama
persis seperti masa dimana aku tak mengenal perkara kehidupan yang yah.. agak sedikit rumit.
tak seperti sekarang ini..
bau hujan juga masih terasa sama
seperti masa dimana hanya ada kebahagiaan..
sedih sesekali namun itu hanya sepele
hanya soal berebut makanan di lantai lesehan rumah kami saat makan malam tiba
hahh... itu masa lalu..
hidup memang harus terus dijalani bukan?
Saat sedang menulis ini aku berada di kantin sebuah sekolah menengah pertama di Kota Malang, karena memang jadwalku setiap hari Jumat adalah mengajar ekstrakurikuler jurnalistik.
Menyenangkan dan sedikit bangga, karena aku yang gak pernah belajar mendalam tentang ilmu kejurnalistikan dan gak punya gelar pendidikan bisa mendapat kesempatan untuk bertemu dan belajar bersama anak-anak ini.
Lucu. Perlu sedikit ketelatenan menghadapi anak seusia mereka. Apalagi mereka hidup dijaman sekarang yang teknologi serba ada dan orang tua sibuk kerja.
Beberapa kali saat aku menjelaskan tentang materi majalah sekolah, mereka kurang antusias bahkan ada yang menonton film korea menggerombol dan saling teriak-teriak..
Hahaha.. kadang gondok juga tapi ya sudah lah.. kubebaskan mereka dengan segala aktifitasnya..
aku gak ingin seperti guru-guru pada umumnya yang menekan mereka harus selalu memperhatikanku.
Pertemuan hari ini ada hal yang membuatku menelan ludah dalam-dalam..
Ceritanya begini..
Ada 2 siswa yang memintaku menjadi narasumber mereka untuk tugas Bahasa Jawa, dan temanya adalah perilaku anak muda jaman sekarang.
Entah kenapa aku merasa tak berhak untuk memberikan komentar dalam bahasan mereka.
Bayangin, aku diwawancara pake Bahasa Jawa dan aku ga bisa jawab pake Bahasa Jawa. Dan lagi.. lagi-lagi kalau menyangkut tentang kenakalan remaja dan orangtua rasanya muka ku ini kayak ditampar..
Hmmmm...
Nanti kalau ada kesempatan akan ku ceritakan penyebabnya..
Hujan pertama sudah reda, aku harus segera pulang karena bapak menunggu ku di depan kantor dan satu jam lagi aku ada janji dengan klien.
See ya!
Senang bisa berbagi dengan mu..
Senang bisa menulis kembali :)
Sha
Malang, 7 November 2014
di kantin sekolah, menanti hujan reda, dengan segelas es selasih dan 2 bungkus stik pedas yang rasanya agak aneh..
Komentar
Posting Komentar