Sepintas lalu

Pengen deh kapan gitu menikmati hari minggu full di Blitar.
Pagi abis subuh naik sepeda ke pasar beli roti gandos trus di bawa ke stadion dan kita lari2 disana.. Melepas penat rutinitas.. Lalu sarapan di soto ayam langganan ku dari kecil di utara nya stadion..
soto ayam cak cholili namanya.. Dan itu memiliki sejarah indah antara aku dan ayahku.. Nanti aku ceritain kalo kita lagi makan disana ๐Ÿ˜†
Kenyang sarapan soto kesukaan, kita jalan lagi ke makam bung karno.. Kamu pernah kesini? Tp sama aku belum pernah kaaaan..? Di perpustakaan nya kita baca buku favorit kita masing2 dan diskusi sampai lupa waktu dan ga terasa uda dhuhur aja..
Kita memutuskan utk sholat di mushola dalam makam dan kamu menjadi imam nya.. Latihan,, besok2 kalo jadi imam nya aku beneran biar ga gelagepan ๐Ÿ˜
Duduk sejenak menikmati lalu lalang orang yg berziarah sudah cukup jadi bahan obrolan kita di serambi mushola.. Dan perjalanan mengayuh sepeda berlanjut ke istana gerbang.. Menikmati sisa2 romantisme Pak Karno disana.. Aku suka sekali aroma rumah tua.. Yg dalam diam menceritakan bahwa pernah ada kehidupan keluarga bahagia dan harmonis.. Dan semoga aura nya sampai ke kita ya.. Menua bersama, kuat dan kokoh seperti istana ini..
Terik matahari tak terelakkan tapi kita masih semangat mengayuh sepeda utk mencari udara segar di Kebon Rojo yg tak jauh dari istana gerbang.. Duduk santai dan mata ku mencari2 sosok tua dengan gerobak warna biru menjajakan es pleret langganan ku dengan sahabat semasa smp.. Ku tunjukkan ke kamu gimana enaknya es khas Blitar ini yg harga nya sama dengan kalau kamu bayar retribusi parkir..
Kakek tua penjual es pleret tak lagi sama seperti dulu.. tangan nya mulai gemetaran saat menyodorkan segelas es pleret ke tanganku.. Tp rasanya tak pernah berubah dan kenangan dengan sahabatku seperti semacam kilas balik selintas berjalan di sudut memori ku.. Mememoarkan kisah kami sepanjang jaman remaja dulu.. Usai bercengkerama dengan mu, berjalan menyusuri taman hijau hutan kota Blitar ini, sembari kamu bercerita ttg masa kecilmu kita lanjutkan mengayuh sepeda utk makan siang di soto daging kesukaan๐Ÿ˜†,  dan kamu nyeletuk, "masa soto lagi?"
"kamu ga mungkin tahan kalo cuma makan semangkok.. Percaya sama aku, selera makan ku tinggi dan kamu tau itu."  aku kekeuh.
Kamu menurutiku dengan muka cemberut dan tatapan gemes penuh cinta.
Ku kayuh sepeda ku lebih keras karena tak sabarnya ingin makan soto bok ireng kesukaan, yg adanya cuma di Blitar. Kota ku.
Sesampainya disana benar saja. Kamu makan lebih rakus dari biasanya. Kamu habis 3 mangkok dan bilang ini soto luar biasa enaknya. Dan kamu yg lebih dewasa dari ku tetep kalo makan belepotan kayak anak umur 7 tahun yg ketagihan makan es krim. Aku usap pinggiran bibirmu dengan tissu seadanya. Dan kamu menatapku. Dan lagi2 dengan tatapan itu. Dan aku pun menatapmu. Waktu seakan terhenti. Kita bertatapan. Sampai kamu mencubit manja hidung kecilku dan mengajak mengayuh sepeda lagi. Menyusuri jalanan Blitar yang sepi..
Sore menjelang.. Dan inilah saat2 favorit ku. Sore hari. Menanti senja adalah kegiatan yg menjadi favorit ku entah sejak kapan.. Yg aku ingat dulu saat baru pertama kali pindah ke kota ini, kelas 4 SD, aku menemukan Spot terbaik di rumah ku yg benar2 aku bisa menikmati kesendirian dan langit. Diatas genteng. Sampe ayah memarahiku gara2 katanya ganteng nya bisa roboh kalo aku tiduri terus. Tapi aku masih sering diam2 berada disana. Diam saja. Tanpa suara. Hanya alunan angin, kicauan burung dan gesekan daun yg memerdukan nyanyian alam. Sampai larut aku disana. Menikmati panorama bintang yg indahnya ngalahin pantai mana pun yg aku kunjungi. Melihat langit bertabur bintang seperti heroin yg membuatku kecanduan kala itu.
Aku dan kamu kini berada di sekolah ku. Sekolah kebanggaan ku. smasa. Dan ku perkenalkan kamu dengan kehidupan ku dulu.. Kamu menikmati setiap bait yg ku kisahkan.. Banyak. Banyak sekali dan nanti akan ku ceritakan lagi.
Senja pun tiba dan kita berjalan bergandengan di jalanan setapak dipinggir sawah dekat sekolah ku.
 "ini sawah favorit ku. Entah gimana nantinya kalo sawah ini tiba2 jadi  perumahan." aku menatap kosong hamparan hijau di depan ku..
"nanti aku beli ini semua dan kita bangun rumah mungil kita disitu. Biar kamu bisa nikmati senja disini terus." kamu, dengan tangan kiri mu merangkul pundak ku dan tangan kanan mu menunjuk2 seolah disana lah nanti rumah kita.
"gombalan apa ini.. Hahahaha."
"ini bukan gombalan. Ini serius." kamu meyakinkan. Kali ini kita saling bertatap. Seperti di film2 romantis. Di pinggir sawah dibalut sinar mentari yg berkilau jingga keunguan,  malu2 mau tenggelam ke peraduan nya.
"menikahlah dengan ku. Dan kita jalani sisa usia kita bersama.. Kamu mau?"
Aku tertegun. Tak percaya. Kamu bilang apa barusan?
Aku diam. Kamu diam menatapku penuh harap. Walau sepertinya di mata mu seolah pasrah atas apapun keputusan ku.
Kamu mulai mengeluarkan entah apa dari dompet mu yg baru aku tau ada foto ku disana.
"aku sudah menyimpan ini lama. Dan aku bingung mengawalinya. Kamu tau aku gak pandai memikat perempuan dan terlalu kaku akan hal ini. Dan kamu meluruhkan kelakuanku. Will you marry me?" ungkapnya. Sambil bersimpuh di depanku dan mengacungkan cincin manis itu..
"are you serious? Dengan segala kekurangan ku?" kataku terbata2. Aku terharu dan benar-benar terharu. Ya Allah benarkah dia melamar ku?
"with all of my love and Life. For you." kali ini kamu meyakinkan aku.
"iya. Aku terima lamaran mu. Aku tidak meminta semua cinta dan hidupmu buat aku. Aku cuma minta kamu nantinya jadi suami dan ayah yg baik sepanjang sisa hidup mu."
Kamu menangis. Aku menangis. Kita terharu dalam keharuan senja ini. Kamu menyematkan cincin manis itu di jari tangan ku. Dan mengecup kening ku penuh kasih. Kamu raih tangan ku dan kita berjalan menuju sepeda dan mentari pun sukses terlelap di peraduannya.



Sha,
hari minggu di pagi buta, sambil mikirin kamu..

Komentar

  1. Sari... menikmati bgt alur yg kamu buat.. Sepintas lalu... Pernah juga kutulis judul yg sama dg isi yg berbeda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah terimakasih apresiasinya :')
      sangat amat terharu ada yang baca tulisanku..

      Hapus
  2. Sari... menikmati bgt alur yg kamu buat.. Sepintas lalu... Pernah juga kutulis judul yg sama dg isi yg berbeda :)

    BalasHapus

Posting Komentar